Pengertian Indonesia sebagai Darul ‘Ahdi wa Syahadah dalam Muhammadiyah



Muhammadiyah memandang bahwa Negara Pancasila meru[akan hasil consensus (kesepakatan) nasional dan tempat pembuktian atau kesaksian untuk menjadi negeri yang aman dan damai menuju kehidupan yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat dalam naungan ridha Allah SWT.
Hasil kesepakatan atau consensus itulah yang diistilahkan dengan Darul ‘Ahdi, Negara Kesepakatan Nasional. Sedangkan Negara Kesaksian diistilahkan dengan Darusy Syahadah. Sehingga Indonesia sebagai Negara Pancasila, dimaknai oleh Muhammadiyah sebagai Negara hasil kesepakatan nasional dan Negara kesaksian, Darul ‘Ahdi Wa Syahadah.
Pandangan kebangsaan Muhammadiyah ini sejalan dengan cita-cita Islam tentang Negara idaman yaitu, Baldatun Thayibatun Wa Rabbun Ghafur, yaitu negri yang baik dan berada dalam ampunan Allah SWT.
Negara ideal itu diberkahi karena penduduknya memiliki sifat-sifat :
Beriman dan bertaqwa
Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf : 96)

Beribadah dan memakmurkannya
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat : 56)
dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[*], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." (QS. Hud : 61)

[*] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.

Menjalankan fungsi kekhalifahan dan tidak membuat kerusakan di dalamnya
dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi[*]". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan." (QS. Al Baqarah :11 )

[24* Kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi bukan berarti kerusakan benda, melainkan menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang orang-orang Islam.
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al Baqarah : 30)

Memiliki relasi hubungan dengan Allah yang harmonis, juga terhadap sesama manusia
mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia[*], dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu[**] karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu[***] disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (QS. Ali Imran : 112)

[*] Maksudnya: perlindungan yang ditetapkan Allah dalam Al Quran dan perlindungan yang diberikan oleh pemerintah Islam atas mereka.
[**] Yakni: ditimpa kehinaan, kerendahan, dan kemurkaan dari Allah.
[***] Yakni: kekafiran dan pembunuhan atas Para nabi-nabi.

Mengembangkan pergaulan global yang setara dan berdasar taqwa
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujuurat : 13)

Menjadi Negara unggulan bermartabat
kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali Imran : 110)




Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengertian Tahayul, Bid’ah dan Churofat (TBC)

Khittah Langkah 12

Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM)